Menurut (NAEP, 2002)
Daya matematika terdiri dari kemampuan matematika (pemahaman konseptual, pengetahuan
prosedural, dan pemecahan masalah)
dalam konteks penalaran yang lebih
luas dan dengan koneksi melintasi
cakupan konten dan pemikiran
matematika. Komunikasi
dipandang sebagai benang pemersatu dan cara bagi siswa untuk memberikan respons
yang bermakna terhadap tugas. Selain itu, konsep daya matematika sebagai penalaran,
koneksi, dan komunikasi memainkan peran
yang semakin penting dalam mengukur prestasi siswa.
Menurut (Baroody, 2000)
Daya matematika memiliki tiga komponen. Yang pertama adalah Posistive Disposition yang didalamnya termasuk
keyakinan dan kepercayaan diri yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah yang
menantang. Elemen kedua dari daya matematika adalah Understanding Mathematics yang isinya meliputi menghargai bagaimana
matematika sekolah berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, melihat hubungan
antara konsep-konsep matematika, dan menghubungkan prosedur dengan alasan
konseptual mereka. Bagian ketiga dari daya matematika adalah mengembangkan
kemampuan untuk terlibat dalam proses penyelidikan matematika (Mathematicall Inquiry) ini termasuk
membuat dan menguji dugaan, menemukan pola di dunia sekitar kita (penalaran
induktif), pemecahan masalah, dan penalaran logis (penalaran deduktif).
Menurut (Sahin &
Baki, 2010) Daya matematika dapat muncul ketika siswa memanfaatkan pengetahuan
matematika (Mathematicall Knowledge)
dengan keterampilan matematika (Mathematical
Skill) bersama-sama dalam kerangka konten (Content Area) yang ditentukan.
Menurut NCTM (dalam
Phillips & Anderson, 1993) Tujuan yang melekat pada pengembangan daya
matematika yaitu (1) Belajar menghargai matematika (2) Menjadi percaya diri
dalam kemampuan mereka untuk mengerjakan matematika (3) Menjadi problem solver (4) Belajar berkomunikasi
secara matematis (5) Belajar untuk bernalar secara matematis.
Menurut (NSF, 1995)
Siswa akan mengembangkan daya matematika yaitu dengan (1) Siswa menghargai nilai matematika; (2)
Siswa mendapakan kepercayaan diri pada kemampuan matematika mereka sendiri; (3)
siswa terlibat dalam pemecahan masalah matematika; (4) Berkomunikasi secara
matematis; (5) Hubungkan apa yang dipelajari dalam matematika dengan topik
matematika lainnya, disiplin ilmu lain, dan kehidupan sehari-hari.
Menurut (Kaur, 2017)
untuk mengembakan daya matematika dapat di tempuh melalui 4 cara yaitu (1)
melalui konten matematika, (2) melalui proses kognitif dan afektif, (3) melalui
tugas matematika yang dirancang sedemikian rupa, (4) dengan mengembangkan
kompetensi abad ke-21.
Dari beberapa pendapat
tersebut secara umum terdapat beberapa kesamaan dalam rumusan komponen daya
matematika ataupun cara memberdayakan matematika. Diantara kesamaan-kesamaan
tersebut yaitu bagaimana komponen daya matematika yang dirumuskan (NAEP, 2002;
Sahin & Baki, 2010) sama-sama memuat Mathematical
Skill, Mathematicall Knowledge serta Content
Area. Kemudian dalam memberdayakan matematika beberapa ahli juga memiliki
kesamaan pandangan diantaranya yaitu bagaimana menghargai nilai matematika dan
juga menjadikan siswa percaya diri pada kemampuan matematikanya (Phillips &
Anderson, 1993; Baroody; 2000; NSF, 1995).
Referensi
:
Baroody, A. J.
(2000). Does mathematics instruction for three-to five-year-olds really make
sense?. Young Children, 55(4), 61-67.
Kaur, B., & Lee,
N. H. (2017). Empowering mathematics learners. In Empowering mathematics
learners: Yearbook 2017 Association of Mathematics Educators (pp. 1-8).
NAEP, (2002). Mathematics
Framework for the 2003 National Assessment of Educational Progress. Washington, DC: National
Assessment Governing Board.
NSF, (1995). Mathematical
Power For All Students: The Rhode Island Mathematics Framework. K-12.
C.I.A.I. Curriculum, Instruction, Assessment, Improvement, Pinellas County
Schools Division of Curriculum and Instruction Secondary Mathematics.
Washington. DC. Arlington.
Phillips, E., &
Anderson, A. (1993). Developing mathematical power: A case study. Early Child
Development and Care, 96(1), 135-146.
Şahin, S. M., &
Baki, A. (2010). A new model to assess Mathematical Power. Procedia-Social and
Behavioral Sciences, 9, 1368-1372.
0 komentar:
Posting Komentar