Daya matematika atau dalam bahasa inggris di sebut "empower" yang memiliki arti secara bahasa yaitu "to give power or authority to; authorize, especially by legal or official means" atau "to enable or permit" yang jika dalam bahasa Indonesia artinya memberikan kewenangan kekuasan atau memberikan izin. Jika di terapkan dalam konteks pendidikan dan pengajaran matematika 'daya matematika' dapat dicerminkan dalam kalimat kedua dari kalimat dibawah :
'Jika kamu memberi seseorang ikan maka kamu akan memberi makan dia hari ini, tetapi jika kamu mengajari seseorang memancing maka kamu memberikan dia makan seumur hidup'
Pada kalimat yang kedua terlihat bagaimana peran guru bukan memberi sesuatu yang instan akan tetapi lebih menanamkan kepada hal yang bisa berlaku untuk jangka panjang dan berulang-ulang sehingga siswa 'diberdayakan' dalam belajar bukan hanya sebagai penerima.
Dalam daya matematika menurut Kaur dan Hoe (2017) terdapat beberapa aspek penting dalam proses belajar mengajar diantaranya yaitu :
(1) Memberdayakan siswa melalui konten matematika
(2) Memberdayakan siswa melalui proses kognitif dan afektif
(3) Memberdayakan siswa melalui tugas yang dirancang sedemikianrupa
(4) Memberdayakan siswa dengan mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan di abad-21
Berdasarkan refleksi dari perkuliahan pertama oleh Prof. Marsigit dalam daya matematika yang di berdayakan adalah Mathematical thinking dimana dalam Mathematical Thinking terdiri dari Mathematical attitude, Mathematical Content dan Mathematical Method.
Dari kedua pendapat tersebut terlihat beberapa hal yang saling beririsan yaitu dalam daya matematika perlu memahami konten (mathematical content), kognitif dan afektif (mathematical attitude) dan juga cara merancang dan memberikan tugas terkait matematika (mathematical method). Sehingga dalam kurikulum S-2 Pendidikan Matematika untuk mata kuliah daya matematika di rancang sedemikian rupa untuk memenuhi aspek-aspek yang telah di sebutkan diatas yang kemudian dihubungkan satu sama lain dan menjadi satu kesatuan sebagai mathematical thinking. Sehingga cakaupan dalam daya matematika sangat luas yang tujuan utamanya untuk menyiapkan guru matematika yang mampu memberikan bekal kepada siswa yang dapat dipakai oleh siswa secara berulang-ulang bahkan seumur hidup untuk menghadapi tantangan dunia nyata yang sebenarnya bukan bekal yang hanya untuk tujuan jangka pendek dan setelahnya sulit untuk diterapkan bahkan dilupakan.
Harapannya dengan memberdayakan siswa dalam belajar matematika dapat menghadapi tantangan dan tuntutan dalam lingkup dunia yang berubah dengan cepat saat ini.