Daya Matematika

Daya Matematika adalah . . . . . .

Mathematical Attitude

Mathematical Attitude adalah . . . . . .

Mathematical Content

Mathematical Method Content adalah . . . . . . .

Mathemtical Method

Mathematical Method adalah . . . . . . .

Jumat, 24 April 2015

Link Blog

Berikut Link blog-blog keren seputar matematika yang dikelola oleh temen-temen Pendidikan Matematika 2014 FKIP Unsri

No.
Nama
Alamat Blog
1
Ratih Ramadhani
2
M. Dammiri Saputra
3
Nadia Anisa
4
Qonitha Amalia
5
Desty Rupalestari
6
Sholihatun Nisa
7
Krista Lestari Tambunan
8
Fiti Indahsari
9
Sesi Winarni
10
M. Agung Firman Soempurna
11
Hurairoh Rhomodon
12
Rima Febriani
13
Irenika
14
Indah Lestari
15
Diora Kapisas
16
Arini Dyah Riskanita
17
R.A Fitria Fadhilah
18
M. Urip Sutanto
19
Monalisa
20
M. Rizky Tama Putra
21
Ardi Nuryadi
22
Gita Cahyaningtyas
23
Asti Ariani
24
Uswati Khoiriah
25
Suci Agustina
26
Meita Karunia
27
Siti Anisa Putri Utami
28
Oriza Zatifa
29
I Putu Satya Yoga
30
Wiwin Ria Utami
31
Diana Putri Puspita Dewi
32
Sri Utami
33
Elisa Mayang Sari
34
Reska Permatasari
35
Filma Aditia


Manfaat Aljabar

Sebelumnya kita harus mengetahui apa itu Ilmu ekonomi, Pengertian Ilmu ekonomi secara umum adalah bidang yang mempelajari tentang perilaku seseorang dan masyarakat tentang bagaimana memilih untuk menggunakan sumber-sumber terbatas dengan atau tanpa uang menggunakan alternatif terbaik untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai pemenuhan kebutuhan manusia yang umumnya tidak terbatas. Barang dan jasa yang dihasilkan lalu disalurkan untuk kebutuhan konsumsi di masa kini dan masa yang akan datang kepada berbagai individu atau sekelompok masyarakat. Sedangkan menurut Menurut Suherman Rosydi Ilmu akonomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berdaya upaya untuk memberikan pengetahuan dan pengertian tentang gejala-gejala masyarakat yang timbul karena perbuatan manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai kemakmuran. Dan Menurut Jack Hirshleifer Ilmu ekonomi merupakan studi tentang keputusan dalam memilih di antara berbagai tindakan yang mungkin di ambil, atau ilmu ekonomi juga mempelajari apa yang terjadi bila keputusan bermacam-macam orang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Mungkin banyak yang bertanya-tanya apa guna belajar aljabar dalam matematika dan orang yang bertanya-tanya itu pasti tidak mendalami matematika dengan sungguh-sungguh karena dalam kehidupan rumah tangga sangat berguna sekali jika para pelaku rumah tangga bisa menerapkan ilmu aljabar itu. Dalam kehidupan nyata bisa dilihat Manfaat Aljabar bagi Ibu Rumah Tangga adalah untuk memanajemen uang gaji, uang saku anak, uang sekolah anak, dll. Cara memanajemen uang gaji, uang saku, uang sekolah anak dalam rumah tanggabisa dilihat seperti contoh berikut ini :
Seorang Ibu yang setiap bulan mendapat gaji sebesar Rp 700.000,00. Ia diberi uang tambahan dari suaminya sebesar Rp 2.000.000,00 per bulan. Dibutuhkan Rp 700.000,00 untuk uang belanja per bulan. Uang sekolah total dari ke-4 anaknya sebesar Rp 400.000,00. Sang Ibu bingung, berapa uang saku perorangan yang harus ia berikan untuk kedua anaknya per minggu tetapi uang per bulannya masih tersisa Rp 400.000,00 untuk ditabung. Jika Ibu itu pintar Aljabar, maka Ibu itu dapat menentukan uang saku tersebut secara tepat.
Cara mengerjakan menggunakan Aljabar:
Kita anggap uang saku setiap anak per minggu sebagai x
(700.000 + 2.000.000) - 400.000 = 700.000 + 400.000 + (4 X 3x)
2.700.000 - 400.000 = 1.100.000 + (12x)
2.300.000 = 1.100.000 + 12x
2.300.000 – 1.100.000 = 12x
1.200.000 = 12x
x = 1.200.000/12
x = 100.000
Jadi, uang saku setiap anak dalam waktu seminggu adalah Rp 1.200.000 dan dengan cara ini pelaku rumah tangga bisa mengatur rencana keuangan dalam satu bulan atau bahkan satu tahun dengan mudah dan tepat.



Daftar Pustaka

 Liem, jay. 2013. Pengertian ilmu ekonomi dan definisi lainnya. http://9wiki.net/pengertian-ilmu-ekonomi/ (diakses 23 november 2014)



Zulsyid. 2014. Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli. https://www.bersosial.com/threads/Pengertian-Ilmu-Ekonomi-Menurut-Para-Ahli.12150/ (diakses 23 november 2014)

Analisis Sasaran Pendidikan Di SMA

1.                  Pendahuluan

Pendidikan merupakan hak setiap manusia terutama di Indonesia karena didalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 sudah tercantum bahwa  “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Dan pada dasarnya pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia karena pendidikan berperan penting untuk menentukan kehidupan yang akan datang. Agar pendidikan dapat berjalan dengan baik tentunya dibutuhkan sebuah sistem yang mengaturnya agar pendidikan bisa berjalan sesuai yang diharapkan dan dapat menuju kearah pencapaian tujuannya. Yang mana tujuan dari pendidikan nasional tidak saja hanya mencetak sumber daya manusia yang cerdas akan tetapi juga mampu mencetak kepribadian yang berkarakter, berakhlak, kreatif, memiliki misi visi dan bertanggung jawab serta sebagai warga negara yang baik. Sedangkan definisi Pendidikan itu sendiri Menurut UU No. 20 Tahun 2003 adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Dari definisi itu timbul pertanyaan Apakah pendidikan di SMA di Indonesia sudah sesuai dengan definisi pendidikan menurut UU No.20 Tahun 2003 itu?. Dan hal inilah yang akan dibahas dalam makalah ini. Dan semoga setelah membahas ini kita semua bisa tahu apakah pendidikan SMA di Indonesia sudah sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003 dan kita juga bisa mengoreksi apa yang harus dibenahi jika ada yang perlu dibenahi agar pendidikan di SMA bisa sesuai dengan definisi menurut UU No.20 Tahun 2003.




2.        Isi
Definisi Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara” lalu dari definisi itu kita bisa mengambil poin-poin diantaranya spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan dan poin-poin itulah yang akan disesuaikan dengan kenyataan yang ada pada saat ini.
a.        Spiritual Keagamaan
Spirit adalah kekuatan yang menganimasi dan memberi energi pada jiwa, spiritual adalah hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha pencipta, jadi dapat disimpulkan Spiritual keagamaan adalah kekuatan dalam jiwa untuk menjalankan agama. Dan pada sekolah-sekolah SMA sudah melakukan pengembangan Spiritual Keagamaan terbukti dengan adanya mata pelajaran Agama yang pada kurikulum 2013 ditetapkan sebagai mata pelajaran wajib dan ini sudah diterapkan diseluruh SMA selain dengan mata pelajaran Agama, sekolah juga memfasilitasi kegiatan keagamaan didalam kegiatan ekstrakurikuler seperti Rohis dan kegiatan lain yang berhubungan dengan keagamaan. Dan juga beberapa sekolah juga memfasilitasi tempat ibadah walaupun tidak semua tempat ibadah ada di sekolah dan inilah yang menjadi catatan dan perlu diperhatikan, akan tetapi secara umum seluruh sekolah di SMA sudah memfasilitasi dalam mengembangkan spiritual keagamaan.
b.        Pengendalian Diri
Pengendalian diri merupakan suatu keinginan dan kemampuan  dalam menggapai kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang pada hak dan kewajibannya sebagai individu dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Dan dalam kehidupan sekolah di SMA sudah diterapkan  proses pendidikan yang berfungsi untuk Pengendalian diri terbukti dengan adanya peraturan dan tata tertib yang berfungsi untuk mendidik agar tetap bisa mengendalikan diri dan menjalankan kewajiban sebagai siswa selain itu adanya mata pelajaran PPKn juga sebagai bukti bahwa sekolah melakukan proses pendidikan untuk pengendalian diri karena dalam pelajaran PPKn siswa dikenalkan tentang norma dan aturan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berfungsi untuk mengendalikan diri dilingkungan yang lebih luas. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan di SMA telah melakukan proses pendidikan yang berfungsi untuk pengendalian diri.
c.         Kepribadian
Menurut koetjaraningrat kepribadian adalah beberapa ciri watak yang diperlihatkan seseorang secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam bertingkah laku, sehingga individu memiliki identitas khusus yang berbeda dengan orang lain. Dari definisi itu bisa diketahui bahwa kepribadian itu hanya bisa diciptakan siswa itu sendiri sehingga sekolah tidak bisa membentuk kepribadian yang bisa dilakukan oleh sekolah hanya mengontrol dan mengarahkan agar tetap berada pada jalur yang baik dan dalam hal ini sekolah di SMA sudah berperan dalam mengontrol kepribadian terbukti dengan adanya Bimbingan Konseling yang berfungsi mengontrol siswa agar siswa berbuat baik. Selain itu dalam sekolah juga diajarkan untuk berlaku disiplin terbukti dibeberapa sekolah ditetapkannya peraturan untuk datang tepat waktu dan jika terlambat akan diberi hukuman. Jadi,dapat disimpulkan bahwa sekolah SMA sudah melakukan proses pendidikan untuk kepribadian yang berupa kontrol.
d.        Akhlak Mulia
Secara etimologi akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabi’at. Sedangkan akhlak menurut istilah sebagaimana di ungkapkan oleh Imam Al-Ghazali aklhlak adalah suatu bentuk (naluri asli) dalam jiwa seorang manusia yang dapat melahirkan suatu tindakan dan kelakuan dengan mudah dan sopan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Dan akhlak mulia adalah naluri yang melahirkan suatu tindakan dan kelakuan yang baik dan terpuji menurut akal dan agama. Dari definisi itu bisa diketahui bahwa akhlak mulia berhubungan dengan agama jadi dapat disimpulkan sekolah sudah melakukan pendidikan akhlak mulia karena dalam sekolah di SMA ada mata pelajaran agama yang juga berfungsi untuk pendidikan akhlak mulia. Jadi, dari penjelasan itu dikethui sekolah sudah memfasilitasi pendidikan akhlak mulia.
e.         Kecerdasan
Menurut Gregory Kecerdasan adalah kemampuan atau keterampilan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau lebih bangunan budaya tertentu. Menurut C. P. Chaplin: Kecerdasan adalah kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara tepat dan efektif. Seperti yang di ketahui sekolah memang tempat menimba ilmu dan juga tempat untuk mengasah kecerdasan jadi sudah jelas sekolah memfasilitasi proses pendidikan kecerdasan terbukti diSMA adanya mata pelajaran yang mengasah kecerdasan dan juga adanya guru bidang studi yang mengajar memang dalam bidangnya sehingga bisa dijamin pemikirannya. Selain itu sekolah juga memfasilitasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler olimpiade mata pelajaran dan ini adalah bukti bahwa sekolah memfasilitasi dalam proses pendidikan kecerdasan.
f.         Ketrampilan
Menurut Nadler (1986 : 73) pengertian keterampilan (skill) adalah kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari aktivitas. Menurut Gordon (1994 : 55) pengertian ketrampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat. Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ketrampilan (skill) berarti kemampuan untuk mengoperasikan suatu pekerjaan secara mudah dan cermat yang membutuhkan kemampuan dasar (basic ability). Pada saat ini sekolah-sekolah SMA sudah memfasilitasi ketrampilan ini terbukti adanya pelajaran yang memang membutuhkan ketrmapilan seperti seni budaya, penjaskes, dan muatan lokal yang biasanya diisi dengan ketrampilan. Selain itu dalam melakukan pendidikan ketrampilan ini sekolah SMA juga memfasilitasi laboratorium dan sarana olahraga yang berguna untuk melakukan pendidikan ketrampilan karena didalam laboratorium siswa akan dididik untuk melakukan praktik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan ketrampilan sudah terpenuhi oleh sekolah-sekolah diSMA.

3.        Penutup
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang ada di SMA pada saat ini sudah sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003 karena seluruh poin-poin yang ada dalam pendidikan tersebut telah terpenuhi dan sekolah juga sudah memfasilitasi untuk melaksanakan poin-poin yang ada dalam definisi pendidikan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA


Akhmad Sudrajat, 2010,  “Definisi Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003”


Fitri Rahmi, “Pengertian akhlak mulia dan pembagiannya”, http://fitrirahmiku.blogspot.com/2013/04/makalah-pai-pengertian-akhlak-dan.html diakses tanggal 13 oktober pukul 10:42


Mokoginta, 2013, “Pengertian Ketrampilan dan jenisnya”

Tirtarahardja, Umar.,S.L.LaSulo. 2013. pengantar pendidikan .Jakarta: Rineka Cipta


Sutiyono, 2013, ”Peranan sekolah dan keluarga dalam membentuk karakter siswa”,http://www.sekolahdasar.net/2013/07/peranan-sekolah-dan-keluarga-dalam-membentuk-karakter-siswa.html diakses tanggal 12 oktober 2014 pukul 10:13

Landasan Pendidikan

Pendahuluan

1.        Latar Belakang
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.  konsep pendidikan selalu mengalami perubahan seiring dengan tuntutan zaman dan peradaban umat manusia di dunia dalam berbagai aspek kehidupan. Dan saat ini Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang kompetitif dalam pengusaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tidak mengabaikan aspek substansial yaitu spiritual agar mampu menghasilkan produk dengan kualitas-kualitas yang lebih baik. Untuk memenuhi  sumber daya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. tujuan yang paling mendasari dari pendidikan adalah untuk  membuat seseorang menjadi good and smart. Manusia yang terdidik seharusnya menjadi orang bijak, yaitu orang yang dapat menggunakan ilmunya untuk hal-hal yang baik dan dapat hidup secara bijak dalam seluruh aspek kehidupan keluarga, bertetangga, bermasyarakat dan bernegara. Dan hal itulah yang melatar belakangi penulisan ini yaitu guna mengetahui pembentukan pendidikan di Indonesia serta mengetahui landasan  dan asas-asas dalam pendidikan dan juga penerapannya dalam sistem pendidikan diindonesia.

2.        Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a.       Untuk mengetahui landasan-landasan pendidikan
b.      Untuk mengetahui penerapan landasan-landasan dalam sistem pendidikan di Indonesia



3.        Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini bagi pembaca adalah :
a.       Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang landasan-landasan dan asas-asas pendidikan serta penerapannya dalam sistem pendidikan di Indonesia
b.      Dapat digunakan sebagai referensi bahan belajar
Dan manfaat penulisan makalah ini bagi penulis adalah :
a.       Penulis dapat memperluas cakrawala ilmu pengetahuan tentang landasan-landasan dan asas-asas pendidikan serta penerapanya dalam sistem pendidikan di Indonesia.
b.      Untuk memenuhi tugas Pengantar Ilmu Pendidikan.


Pembahasan

1.        Pengertian Pendidikan
pendidikan berasal dari bahasa Yunani yaitu kata ”pedagogi” yaitu  kata ”paid”  yang artinya anak dan ”agogos” yang artinya membimbing,  sehingga pedagogi dapat diartikan sebagai ”ilmu dan seni membimbing anak. Sedangkan Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan pengertian Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Dari beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
2.        Landasan-landasan
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari  generasi ke generasi di manapun didunia. Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan dalam latar sosial-kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Pendidikan diselenggarakan berlandaskan filsafat hidup serta berlandaskan sosialkultural setiap masyarakat, termasuk di Indonesia. Kajian landasan filosofis, sosiologis, dan kultural akan membekali setiap tenaga kependidikan dengan wawasan dan pengetahuan yang tepat tentang bidang tugasnya. Selain tu ada dua landasan lain yang erat kaitannya dalam upaya pendidikan yaitu landasan psikologis dan landasan iptek. Landasan psikologis akan membekali tenaga kependidikan dengan pemahaman perkembangan peserta didik dan cara-cara belajarnya. Sedangkan landasan Iptek akan membekali tenaga kependidikan tentang sumber bahan ajar.  
2.1.Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat. Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa Ynani, philein berarti mencintai, dan Sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Jadi secara maknawi filsafat adalah pengetahuan yang mencoba memahami hakikat segala hal untuk mencapai kebenaran dan kebijaksanaan. Konsepsi-konsepsi filosofis mengenai kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor, yaitu:
-        Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan
-        Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran.
Filsafat pendidikan berupaya menjawab secara kritis dan mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar pendidikan, seperti apa, mengapa, kemana, bagaimana, dan sebagainya dari pendidikan itu. Kejelasan berbagai hal itu sangat perlu untuk menjadi landasan berbagai keputusan dan tindakan yang dialakukan dalam pendidikan.
Mazhab filsafat pendidikan yang berpengaruh besar terhadap pendidikan adalah:
A)      Essensialisme
Esensialime berasal dari kata essensial artinya yang sangat penting dan isme artinya paham. Jadi essensialisme adalah paham yang mengatakan bahwa dalam kehidupan ini ada hal-hal yang essensial yang berlaku universal. Mahzab esensialisme ini menitikberatkan penerapan prinsip idealism atau relisme dengan tidak meleburkan prinsip-prinsipnya. Filsafat idealism memberikan dasar tinjauan filosofis bagi mata pelajaran sejarah, sedangkan ilmu pengetahuan alam diajarkan berdasarkan tinjauan yang realistik. Matematika yang sangat diutamakan idealism, juga penting artinya bagi filsafat realisme, karena matematika adalah alat menghitung penjumlahan dari apa-apa yang rill, materiil, dan nyata. Dalam mahzab esensialme adanya pemisahan antara pelajaran-pelajaran teoritik (liberal art) yang memerdekakan akal dengan pelajaran-pelajaran praktek (practical art).
B)      Prenealisme
Berasal dari kata peneal artinya mengalir dan isme artinya paham. Jadi prenealisme diartikan sebagai kehidupan itu beersifat mengalir atau berkelanjutan. Mahzab perenialisme menekankan kepada kebenaran, keindaham, kecintaan pada kebaikan. Dalam perenialisme kurikulumnya berisis materi yang konstan atau perennial. Karena dalam mahzab ini salah satu prinsipnya adalah konsep pendidikan bersifat abadi karena hakikat manusia tak pernah berubah dan pendidikan merupakan persiapan bagi kehidupan sebenarnya. Dalam mahzab ini sistem pendidikan yang berlaku umum dan terbuka kepada umum serta kurikulum besifat wajib yang berlaku umum, yang harus mencakup : Bahasa, matematika, logika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Sejarah.
C)      Pragmatism/progresivisme
Pragmatis berarti praktis, progresiv berarti kemajuan. Kehidupan bersifat praktis, segala yang benar adalah yang bersifat praktis. Mahzab ini menekankan kepada kegunaan praktis. Progresivisme mendasarkan diri pada beberapa prinsip diantaranya anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar, pengalaman langsung merupakan cara terbik untuk merangsang minat belajar, dan guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbng kegiatan belajar. Dengan belajar anak bertumbuh dan berkembang secara utuh. Karena itu, sekolah tidak mengajar anak, melainkan melaksanakn pendidikan.
D)      Rekonstruksionisme
Berasal dari kata re artinya ulang, rubah, kembali, dan konstruksi artinya menata, membangun. Jadi rekonstruksionisme adalah paham yang menata atau membangun kembali kehidupan dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi. Mahzab ini menekankan bahwa sekolah sebagai agen perubahan. Mahzab ini mempunyai teori mengenai peranan guru yaitu sebagai pemipin dalam metode proyek yang memberi peranan kepada murid cukup besar dalam proses pendidikan. Namun sebagai pemimpin penelitian, guru dituntut supaya menguasai sejumlah pengetahuan dan ilmu esensial demi keterarahan pertumbuhan muridnya.

2.2.Landasan Sosiologis
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat. Perhatian sosiologi pada pendidikan semakin intensif. Dengan meningkatnya perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan tersebut maka lahirlah cabang sosiologi pendidikan.
Mengenai ruang lingkup Sosiologi Pendidikan, Brookover mengemukakan adanya empat pokok bahasan berikut:
a.         Hubungan sistem pendidikan dengan sistem sosial lain
b.        Hubungan sekolah dengan komunitas sekitar,
c.         Hubungan antar manusia dalam sistem pendidikan
d.        Pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik
Manusia sebagai makhluk sosial, menjadikan sosiologi sebagai landasan bagi proses dan pelaksanaan pendidikan, karena memang karakteristik dasar manusia sebagai makhluk sosial akan berkembang dengan baik dan menghasilkan kebudayaan-kebudayaan yang bernilai serta peradaban tinggi melalui pendidikan.
secara umum  sosiologi pendidikan bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya selaku ilmu pengetahuan (pemahaman eksplanasi, prediksi, dan utilisasi) melalui pengkajian tentang keterkaitan fenomena-fenomena siosial dan pendidikan, dalam rangka mencari model-model pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat. Secara khusus, Sosiologi Pendidikan berusaha untuk menghimpun data dan informasi tentang interaksi sosial di antara orang-orang yang terlibat dalam institusi pendidikan dan dampaknya bagi peserta didik, tentang hubungan antara lembaga pendidikan dan komunitas sekitarnya, dan tentang hubungan antara pendidikan dengan pranata kehidupan lain.

2.3.Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan atau dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun informal. Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, utamanya belajar. Kebudayaan dapat berwujud:
a.       Ideal seperti ide, gagasan, nilai, dan sebagainya.
b.      Kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan
c.       Fisik yakni benda hasil karya manusia.
Kebudayaan dapat dibentuk, dilestarikan atau dikembangkan karena dan melalui pendidikan. Cara-cara untuk mewariskan kebudayaan berbeda dari masyarakat ke masyarakat. Pada dasarnya ada tiga cara umum yang dapat diidentifikasikan yaitu, informal, nonformal dan formal. Cara informal terjadi didalam keluarga, dan nonformal dalam masyarakat yang berkelanjutan dan berlangsung dalam kehidupan sehari—hari. Sedangkan cara formal melibatkan lembaga khusus yang dibentuk untuk tujuan pendidikan. Usaha-usaha menuju pola tingkah laku, norma-norma, dan nilai-nilai baru ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.

2.4.Landasan Psikologis
Psikologi, menurut asal katanya psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Psyche dan Logos. Psyche berarti jiwa, sukma dan roh, sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan atau studi. Jadi pengertian psikologi secara harfiah adalah ilmu tentang jiwa. psikologi menyediakan sejumlah informasi tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta berkaitan dengan aspek pribadi. Individu memiliki bakat, kemampuan, minat, kekuatan serta tempo, dan irama perkembangannya yang berbeda satu dengan yang lain. Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka mungkin memiliki beberapa persamaan. Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Antara psikologi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit dipisahkan. Subyek dan obyek pendidikan adalah manusia, sedangkan psikologi menelaah gejala-gejala psikologis dari manusia. Dengan demikian keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Landasan psikologis tertuju pada pemahaman manusia, khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar. Pemahaman peserta didik merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu pendidik harus mengetahui apa yang harus dilakukan kepada peserta didik dalam setiap tahap perkembangan yang berbeda dari bayi hingga dewasa itu serta hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam pendidikan. Analisis psikologi akan membantu para pendidik memahami struktur psikologis anak didik dan kegiatan-kegiatannya, sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan secara efektif. Kajian psikologis yang erat kaitannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir, dan belajar. Kecerdasan umum (intelegensi) ataupun kecerdasan dalam bidang tertentu (bakat) banyak dipengaruhi oleh kemampuan potensial, namun kemampuan potensial itu hanya akan actual apabila dikembangkan dalam situasi yang kondusif. Kecerdasan actual terbentuk karena adanya pengalaman.

2.5.Landasan Ilmiah dan Teknologis (IPTEK)
Terdapat beberapa istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan kedudukan masing-masing, yakni pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi, serta istilah lain yang terkait dengannya. Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio), institusi, dan wahyu. Pengetahuan yang telah memenuhi kriteria dari segi ontologism, epistemologis, dan aksiologis secara konsekuen biasa disebut ilmu. Dengan demikian pengetahuan mencakup berbagai cabang ilmu. Oleh karena itu, istilah ilmu atau ilmu pengetahuan dapat bermakna kumpulan informasi, carqa memperoleh informasi serta manfaat dari informasi itu sendiri. Ketiga sisi ilmu tersebut seharusnya mendapatkakn perhatian yang proporsional dalam penentuan bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan iptek tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar iptek dan calon pakar iptek.
Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Pengembangan dan pemanfaatan iptek pada umumnya ditempuh rangkaian kegiatan: penelitian dasar, penelitian terapan, pengembangan teknologi, dan penerapan teknologi serta biasanya diikuti pula dengan evaluasi ethis-politis-religius. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran harusnya hasil dari perkembangan iptek mutakhir.

3.      Pendidikan Indonesia
Berdasarkan kajian terdahulu maka pendidikan Indonesia yang dalam landasan filosofis lebih mengarah kepada mahzab esensialisme karena mahzab ini menekankan kepada aspek bahan belajar dan itu sesuai dengan keadaan pendidikan Indonesia saat ini yang juga menekankan kepada bahan belajar yang berupa kurikulum selain itu bukti bahwa pendidikan di Indonesia lebih mengarah kepada mahzab esensialme dapat dilihat dari adanya pemisahan antara pelajaran-pelajaran teoritik (liberal art) dengan pelajaran-pelajaran berupa praktek (practical art). Namun dibeberapa  sekolah swasta di Indonesia ada juga yang menerapkan mahzab perenialisme yang mana mahzab ini lebih menekankan kepada kebenaran dan pada perguruan tinggi swasta itu menerapkan kebenaran dengan cara mengintegrasikan kebenaran agama dengan kebenaran ilmu.
Jika dilihat dari landasan sosiologis sistem pendidikan di Indonesia memiliki keunikan tersendiri yaitu dengan adanya persatuan dan kesatuan sosial atau komunitas antara suku, agama, dan adat istiadat yang berbeda selain itu bukti bahwa pendidikan di Indonesia diseluruh wilayah Indonesia sama dibuktikan dengan bahasa pengantar dalam pendidikan disemua daerah sama yaitu dengan bahasa Indonesia tidak menggunakan bahasa masing-masing daerah padahal di setiap daerah di Indonesia memiliki bahasa daerahnnya sendiri. Selain itu dalam hak mendapatkan pendidikan juga tidak dibeda-bedakan dibuktikan dengan adanya UUD 1945 yang menjamin setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Bukti selanjutnya yaitu didalam kurikulum pendidikan di Indonesia ada mata pelajaran muatan lokal akan tetapi  didalam kurikulum tersebut dipertegas bahwa muatan lokal bukan untuk membentuk manusia lokal tetapi untuk membentuk manusia Indonesia di  suatu lokal. Dan dari bukti-bukti itu bisa ketahui bahwa landasan sosial pendidikan di Indonesia cukup baik dan sesuai dengan sejarah bangsa Indonesia,  Karena Semua hal ini bisa terjadi tidak lepas dari sejarah bangsa Indonesia yang menjunjung persatuan dan kesatuan di dalam masyarakat yang majemuk.
Landasan kultural dalam sistem pendidikan di Indonesia berlandaskan kepada landasan kebudayaan dibuktikan dengan UU-RI No.2/1989 pasal 1 ayat 2. Walaupun kebudayaan di Indonesia sangat beragam tetapi kebudayaan-kebudayaan itu dapat di terima secara nasional oleh masyarakat Indonesia yang merupakan pendukung kebudayaan. Dan pelestarian dan pengemabangan kebudayaan yang unik dari tiap-tiap daerah dilestarikan melalui pendidikan sebagai wujud dari kebhinekaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Dan bukti lain bahwa sistem pendidikan di Indonesia mempunyai landasan kultural bisa dilihat dari kurikulum pendidikan yang  di dalam ada mata pelajaran muatan lokal dan didalam muatan lokal itu diajarkan tentang bahasa daerah, adat istiadat, kebudayaan dan lain-lain yang berhubungan dengan kedaerahan yang sesuai dengan letak sekolah tersebut.
Landasan psikologis didalam sistem pendidikan di Indonesia berhubungan dengan perkembangan kejiwaan pada peserta didik. Dalam rangka menuju manusia yang lebih baik sekolah ikut mengawal perkembangan kejiwaan pada peserta didik baik itu dalam bidang kognitif, moral, sosial ataupun aspek kejiwaan yang lainnya dan hal ini sudah dilakukan sejak berada di Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Dan dalam pembentukan kepribadian sekolah juga berperan setelah keluarga. Dan dalam sistem pendidikan Indonesia lembaga pendidikan dan guru memang dituntut untuk menciptakan siswa-siswa yang berkarakter dan hal itulah yang diutamakan dalam kurikulum 2013 ini. Hal ini dilakukan karena pada saat ini kepribadian para siswa sudah banyak terpengaruh budaya dari luar. Jadi pada saat ini sistem pendidikan di Indonesia sudah ikut mengawal dan mengarahkan kepada para siswa agar dapat memiliki moral, karakter dan kepribadian yang lebih baik.
Landasan Ilmiah dan Teknologis  pada dunia pendidikan Indonesia pada saat ini sudah mulai berkembang dengan baik terbukti pada saat ini pendidikan Indonesia mulai menerapkan Iptek sebagai landasan ilmiah. Karena dalam kegiatan yang ilmiah seiring dengan perkembangan zaman tidak bisa meninggalakan teknologi. Dan jika kita melihat kurikulum 2013 pada kurikulum 2013 mata pelajaran Teknologi Informsi dan Komunikasi dihilangkan akan tetapi itu bukan berarti pendidikan Indonesia mengacuhkan bidang teknologi karena pada kurikulum 2013 setip guru dan lembaga pendidikan dalam proses pembelajaran dituntut untuk mengintegrasikan dengan teknologi, dan teknologi itu sebagai media pembelajarannya jadi jika guru dituntut didalam kurikulum untuk mengerti teknologi maka siswa juga dituntut untuk mengerti teknologi dan teknologi itu bisa diterapkan dalam kegiatan yang ilmiah.
  
Penutup

1.        Kesimpulan
Pendidikan di Indonesia saat ini sudah sangat baik karena landasan-landasan pendidikan di Indonesia saat ini sesuai dengan nilai-nilai, sejarah, dan kebudayaan bangsa Indonesia. Dan dari sini kita bisa melihat keunikan bangsa Indonesia yang mempunyai beragam suku bangsa tetapi bisa disatukan didalam satu system pendidikan dengan tidak membeda-bedakan agama, suku, adat-istiadat dan lain sebagainya. Dan saat ini juga pendidikan di Indonesia sudah menunjukan kemajuan hal ini terlihat dari kurikulum pendidikan Indonesia yang baru yaitu kurikulu 2013 yang didalam kurikulum itu sudah diperbaiki dalam bidang psikologi dan juga bidang Iptek yang mana kedua landasan ini sangat penting dalam pembentukan menuju manusia Indonesia seutuhnya yang idealis.

2.        Saran
Menurut saya yang perlu diperbaiki dari system pendidikan di Indonesia yaitu pada landasan psikologi mengingat pada saat ini masyarakat Indonesia kepribadiannya sudah banyak terpengaruh oleh budaya dari luar terutama dari barat jadi menurut saya landasan psikologi ini lebih ditekankan kembali dalam proses pendidikan agar bisa menciptakan manusia Indonesia yang seutuhnya, selain itu dalam bidang Iptek juga perlu ditingkatkan lagi diantaranya dengan menciptakan tenaga pendidik yang memang berkualitas Karena pada saat ini system pendidikan Indonesia bisa dikatakan tertinggal dari Negara-negara lain.






Daftar Pustaka

Carlz. 2014. Landasan Filosofis (Jenis Landasan Pendidikan)

   pendidikan/ (online) (diakses tanggl 24 Oktober 2014 pukul 19:37)

Haryanto. 2012. Pengertian Pendidikan Menurut Ahli.  http://belajarpsikologi.com/

   pengertian-pendidikan-menurut-ahli/(online) (diakses tanggal 24 Oktober 2014 pukul  

   19:05)

Maftuhin. Makalah pengertian landasan.  
   (online) (diakses tanggal 25 oktober pukul 11.17)

Sugianto, Akhmad. 2013. Landasan Sosiologis Pendidikan. http://akhmad- 

   sugianto.blogspot.com/2013/09/landasan-sosiologis-pendidikan.html 

   (online) (diakses tanggal 25 Oktober pukul 10:30)

Tirtarahardja, U. & Sula, S. L. L. 2013. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.