Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Pendidikan
sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah
landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas
tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu. konsep
pendidikan selalu mengalami perubahan seiring dengan tuntutan zaman dan
peradaban umat manusia di dunia dalam berbagai aspek kehidupan. Dan saat ini Indonesia
memerlukan sumber daya manusia yang kompetitif dalam pengusaan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta tidak mengabaikan aspek substansial yaitu spiritual agar
mampu menghasilkan produk dengan kualitas-kualitas yang lebih baik. Untuk
memenuhi sumber daya manusia tersebut,
pendidikan memiliki peran yang sangat penting. tujuan yang paling mendasari
dari pendidikan adalah untuk membuat
seseorang menjadi good and smart.
Manusia yang terdidik seharusnya menjadi orang bijak, yaitu orang yang dapat
menggunakan ilmunya untuk hal-hal yang baik dan dapat hidup secara bijak dalam
seluruh aspek kehidupan keluarga, bertetangga, bermasyarakat dan bernegara. Dan
hal itulah yang melatar belakangi penulisan ini yaitu guna mengetahui pembentukan
pendidikan di Indonesia serta mengetahui landasan dan asas-asas dalam pendidikan dan juga
penerapannya dalam sistem pendidikan diindonesia.
2.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan dari makalah
ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk
mengetahui landasan-landasan pendidikan
b. Untuk
mengetahui penerapan landasan-landasan dalam sistem pendidikan di Indonesia
3.
Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini
bagi pembaca adalah :
a. Dapat
menambah wawasan dan pengetahuan tentang landasan-landasan dan asas-asas
pendidikan serta penerapannya dalam sistem pendidikan di Indonesia
b. Dapat
digunakan sebagai referensi bahan belajar
Dan manfaat penulisan makalah ini
bagi penulis adalah :
a. Penulis dapat memperluas cakrawala ilmu pengetahuan tentang
landasan-landasan dan asas-asas pendidikan serta penerapanya dalam sistem
pendidikan di Indonesia.
b. Untuk memenuhi tugas Pengantar Ilmu Pendidikan.
Pembahasan
1.
Pengertian Pendidikan
pendidikan
berasal dari bahasa Yunani yaitu kata ”pedagogi” yaitu kata ”paid”
yang artinya anak dan ”agogos” yang artinya membimbing, sehingga
pedagogi dapat diartikan sebagai ”ilmu dan seni membimbing anak. Sedangkan Menurut
kamus Besar Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan
mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses
atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan
pengertian Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional
Indonesia) Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Dari
beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah
Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan
anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
2.
Landasan-landasan
Pendidikan
adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi di manapun didunia.
Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan
pandangan hidup dan dalam latar sosial-kebudayaan setiap masyarakat tertentu.
Pendidikan diselenggarakan berlandaskan filsafat hidup serta berlandaskan
sosialkultural setiap masyarakat, termasuk di Indonesia. Kajian landasan
filosofis, sosiologis, dan kultural akan membekali setiap tenaga kependidikan
dengan wawasan dan pengetahuan yang tepat tentang bidang tugasnya. Selain tu
ada dua landasan lain yang erat kaitannya dalam upaya pendidikan yaitu landasan
psikologis dan landasan iptek. Landasan psikologis akan membekali tenaga
kependidikan dengan pemahaman perkembangan peserta didik dan cara-cara
belajarnya. Sedangkan landasan Iptek akan membekali tenaga kependidikan tentang
sumber bahan ajar.
2.1.Landasan
Filosofis
Landasan
filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat. Kata
filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa Ynani, philein berarti mencintai,
dan Sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Jadi secara maknawi filsafat adalah pengetahuan yang mencoba
memahami hakikat segala hal untuk mencapai kebenaran dan kebijaksanaan.
Konsepsi-konsepsi filosofis mengenai kehidupan manusia dan dunianya pada
umumnya bersumber dari dua faktor, yaitu:
-
Religi dan etika yang
bertumpu pada keyakinan
-
Ilmu pengetahuan yang
mengandalkan penalaran.
Filsafat pendidikan berupaya
menjawab secara kritis dan mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar
pendidikan, seperti apa, mengapa, kemana, bagaimana, dan sebagainya dari
pendidikan itu. Kejelasan berbagai hal itu sangat perlu untuk menjadi landasan
berbagai keputusan dan tindakan yang dialakukan dalam pendidikan.
Mazhab filsafat pendidikan yang
berpengaruh besar terhadap pendidikan adalah:
A)
Essensialisme
Esensialime berasal dari kata essensial artinya yang sangat penting dan isme artinya
paham. Jadi
essensialisme adalah paham yang mengatakan bahwa dalam kehidupan ini ada
hal-hal yang essensial yang berlaku universal. Mahzab esensialisme ini
menitikberatkan penerapan prinsip idealism atau relisme dengan tidak meleburkan
prinsip-prinsipnya. Filsafat idealism memberikan dasar tinjauan filosofis bagi
mata pelajaran sejarah, sedangkan ilmu pengetahuan alam diajarkan berdasarkan tinjauan
yang realistik. Matematika yang sangat diutamakan idealism, juga penting
artinya bagi filsafat realisme, karena matematika adalah alat menghitung
penjumlahan dari apa-apa yang rill, materiil, dan nyata. Dalam mahzab
esensialme adanya pemisahan antara pelajaran-pelajaran teoritik (liberal art) yang memerdekakan akal
dengan pelajaran-pelajaran praktek (practical
art).
B)
Prenealisme
Berasal dari kata peneal
artinya mengalir dan isme artinya
paham. Jadi prenealisme diartikan
sebagai kehidupan itu beersifat mengalir atau berkelanjutan. Mahzab
perenialisme menekankan kepada kebenaran, keindaham, kecintaan pada kebaikan.
Dalam perenialisme kurikulumnya berisis materi yang konstan atau perennial.
Karena dalam mahzab ini salah satu prinsipnya adalah konsep pendidikan bersifat
abadi karena hakikat manusia tak pernah berubah dan pendidikan merupakan
persiapan bagi kehidupan sebenarnya. Dalam mahzab ini sistem pendidikan yang
berlaku umum dan terbuka kepada umum serta kurikulum besifat wajib yang berlaku
umum, yang harus mencakup : Bahasa, matematika, logika, Ilmu Pengetahuan Alam,
dan Sejarah.
C)
Pragmatism/progresivisme
Pragmatis berarti praktis, progresiv berarti kemajuan.
Kehidupan bersifat praktis, segala yang benar adalah yang bersifat praktis.
Mahzab ini menekankan kepada kegunaan praktis. Progresivisme mendasarkan diri
pada beberapa prinsip diantaranya anak harus bebas untuk dapat berkembang
secara wajar, pengalaman langsung merupakan cara terbik untuk merangsang minat
belajar, dan guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbng kegiatan
belajar. Dengan belajar anak bertumbuh dan berkembang secara utuh. Karena itu,
sekolah tidak mengajar anak, melainkan melaksanakn pendidikan.
D)
Rekonstruksionisme
Berasal dari kata re artinya ulang, rubah, kembali, dan konstruksi artinya
menata, membangun. Jadi rekonstruksionisme adalah paham yang menata atau
membangun kembali kehidupan dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi. Mahzab ini menekankan bahwa sekolah sebagai
agen perubahan. Mahzab ini mempunyai teori mengenai peranan guru yaitu sebagai
pemipin dalam metode proyek yang memberi peranan kepada murid cukup besar dalam
proses pendidikan. Namun sebagai pemimpin penelitian, guru dituntut supaya
menguasai sejumlah pengetahuan dan ilmu esensial demi keterarahan pertumbuhan
muridnya.
2.2.Landasan Sosiologis
Kegiatan pendidikan merupakan suatu
proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan
generasi muda memperkembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis
terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat.
Perhatian sosiologi pada pendidikan semakin intensif. Dengan meningkatnya
perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan tersebut maka lahirlah cabang
sosiologi pendidikan.
Mengenai ruang lingkup Sosiologi
Pendidikan, Brookover mengemukakan adanya empat pokok bahasan berikut:
a.
Hubungan
sistem pendidikan dengan sistem sosial lain
b.
Hubungan
sekolah dengan komunitas sekitar,
c.
Hubungan
antar manusia dalam sistem pendidikan
d.
Pengaruh
sekolah terhadap perilaku anak didik
Manusia
sebagai makhluk sosial, menjadikan sosiologi sebagai landasan bagi proses dan
pelaksanaan pendidikan, karena memang karakteristik dasar manusia sebagai
makhluk sosial akan berkembang dengan baik dan menghasilkan kebudayaan-kebudayaan
yang bernilai serta peradaban tinggi melalui pendidikan.
secara umum sosiologi pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan fungsi-fungsinya selaku ilmu pengetahuan (pemahaman eksplanasi,
prediksi, dan utilisasi) melalui pengkajian tentang keterkaitan
fenomena-fenomena siosial dan pendidikan, dalam rangka mencari model-model
pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat. Secara khusus,
Sosiologi Pendidikan berusaha untuk menghimpun data dan informasi tentang
interaksi sosial di antara orang-orang yang terlibat dalam institusi pendidikan
dan dampaknya bagi peserta didik, tentang hubungan antara lembaga pendidikan
dan komunitas sekitarnya, dan tentang hubungan antara pendidikan dengan pranata
kehidupan lain.
2.3.Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab
kebudayaan dapat dilestarikan atau dikembangkan dengan jalur mewariskan
kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik
secara formal maupun informal. Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia
beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan,
utamanya belajar. Kebudayaan dapat berwujud:
a. Ideal seperti ide,
gagasan, nilai, dan sebagainya.
b. Kelakuan berpola dari
manusia dalam masyarakat, dan
c. Fisik yakni benda
hasil karya manusia.
Kebudayaan dapat
dibentuk, dilestarikan atau dikembangkan karena dan melalui pendidikan.
Cara-cara untuk mewariskan kebudayaan berbeda dari masyarakat ke masyarakat.
Pada dasarnya ada tiga cara umum yang dapat diidentifikasikan yaitu, informal,
nonformal dan formal. Cara informal terjadi didalam keluarga, dan nonformal
dalam masyarakat yang berkelanjutan dan berlangsung dalam kehidupan
sehari—hari. Sedangkan cara formal melibatkan lembaga khusus yang dibentuk
untuk tujuan pendidikan. Usaha-usaha menuju pola tingkah laku, norma-norma, dan
nilai-nilai baru ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim
digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga
pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
2.4.Landasan Psikologis
Psikologi,
menurut asal katanya psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Psyche dan
Logos. Psyche berarti jiwa, sukma dan roh, sedangkan logos berarti ilmu
pengetahuan atau studi. Jadi pengertian psikologi secara harfiah adalah ilmu
tentang jiwa. psikologi menyediakan sejumlah informasi tentang kehidupan
pribadi manusia pada umumnya serta berkaitan dengan aspek pribadi. Individu memiliki bakat,
kemampuan, minat, kekuatan serta tempo, dan irama perkembangannya yang berbeda
satu dengan yang lain. Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin
memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka mungkin
memiliki beberapa persamaan. Pendidikan selalu
melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah
satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Antara psikologi dengan pendidikan merupakan
satu kesatuan yang sangat sulit dipisahkan. Subyek dan obyek pendidikan adalah
manusia, sedangkan psikologi menelaah gejala-gejala psikologis dari manusia.
Dengan demikian keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Landasan psikologis tertuju pada pemahaman manusia, khususnya
tentang proses perkembangan dan proses belajar. Pemahaman peserta didik
merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu pendidik harus mengetahui apa yang harus dilakukan
kepada peserta didik dalam setiap tahap perkembangan yang berbeda dari bayi
hingga dewasa
itu serta hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya
dalam pendidikan. Analisis
psikologi akan membantu para pendidik memahami struktur psikologis anak didik
dan kegiatan-kegiatannya, sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan
pendidikan secara efektif. Kajian psikologis yang erat kaitannya dengan
pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir, dan belajar.
Kecerdasan umum (intelegensi) ataupun kecerdasan dalam bidang tertentu (bakat)
banyak dipengaruhi oleh kemampuan potensial, namun kemampuan potensial itu
hanya akan actual apabila dikembangkan dalam situasi yang kondusif. Kecerdasan
actual terbentuk karena adanya pengalaman.
2.5.Landasan Ilmiah dan Teknologis (IPTEK)
Terdapat beberapa istilah yang perlu dikaji
agar jelas makna dan kedudukan masing-masing, yakni pengetahuan, ilmu
pengetahuan, teknologi, serta istilah lain yang terkait dengannya. Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang
diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio),
institusi, dan wahyu. Pengetahuan
yang telah memenuhi kriteria dari segi ontologism, epistemologis, dan
aksiologis secara konsekuen biasa disebut ilmu. Dengan demikian pengetahuan
mencakup berbagai cabang ilmu. Oleh karena itu, istilah ilmu atau ilmu
pengetahuan dapat bermakna kumpulan informasi, carqa memperoleh informasi serta
manfaat dari informasi itu sendiri. Ketiga sisi ilmu tersebut seharusnya
mendapatkakn perhatian yang proporsional dalam penentuan bahan ajaran, dengan
demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan iptek tetapi juga ikut
menyiapkan manusia yang sadar iptek dan calon pakar iptek.
Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha
manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada
permulaan kehidupan manusia. Pengembangan dan pemanfaatan iptek pada umumnya
ditempuh rangkaian kegiatan: penelitian dasar, penelitian terapan, pengembangan
teknologi, dan penerapan teknologi serta biasanya diikuti pula dengan evaluasi
ethis-politis-religius. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah
harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar
yang digunakan dalam pembelajaran harusnya hasil dari perkembangan iptek
mutakhir.
3.
Pendidikan
Indonesia
Berdasarkan kajian terdahulu maka pendidikan
Indonesia yang dalam landasan filosofis lebih mengarah kepada mahzab
esensialisme karena mahzab ini menekankan kepada aspek bahan belajar dan itu
sesuai dengan keadaan pendidikan Indonesia saat ini yang juga menekankan kepada
bahan belajar yang berupa kurikulum selain itu bukti bahwa pendidikan di
Indonesia lebih mengarah kepada mahzab esensialme dapat dilihat dari adanya
pemisahan antara pelajaran-pelajaran teoritik (liberal art) dengan pelajaran-pelajaran berupa praktek (practical art). Namun dibeberapa sekolah swasta di Indonesia ada juga yang
menerapkan mahzab perenialisme yang mana mahzab ini lebih menekankan kepada
kebenaran dan pada perguruan tinggi swasta itu menerapkan kebenaran dengan cara
mengintegrasikan kebenaran agama dengan kebenaran ilmu.
Jika
dilihat dari landasan sosiologis sistem pendidikan di Indonesia memiliki
keunikan tersendiri yaitu dengan adanya persatuan dan kesatuan sosial atau
komunitas antara suku, agama, dan adat istiadat yang berbeda selain itu bukti
bahwa pendidikan di Indonesia diseluruh wilayah Indonesia sama dibuktikan
dengan bahasa pengantar dalam pendidikan disemua daerah sama yaitu dengan
bahasa Indonesia tidak menggunakan bahasa masing-masing daerah padahal di
setiap daerah di Indonesia memiliki bahasa daerahnnya sendiri. Selain itu dalam
hak mendapatkan pendidikan juga tidak dibeda-bedakan dibuktikan dengan adanya
UUD 1945 yang menjamin setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk
mendapatkan pendidikan. Bukti selanjutnya yaitu didalam kurikulum pendidikan di
Indonesia ada mata pelajaran muatan lokal akan tetapi didalam kurikulum tersebut dipertegas bahwa
muatan lokal bukan untuk membentuk manusia lokal tetapi untuk membentuk manusia
Indonesia di suatu lokal. Dan dari
bukti-bukti itu bisa ketahui bahwa landasan sosial pendidikan di Indonesia
cukup baik dan sesuai dengan sejarah bangsa Indonesia, Karena Semua hal ini bisa terjadi tidak lepas
dari sejarah bangsa Indonesia yang menjunjung persatuan dan kesatuan di dalam
masyarakat yang majemuk.
Landasan
kultural dalam sistem pendidikan di Indonesia berlandaskan kepada landasan
kebudayaan dibuktikan dengan UU-RI No.2/1989 pasal 1 ayat 2. Walaupun
kebudayaan di Indonesia sangat beragam tetapi kebudayaan-kebudayaan itu dapat
di terima secara nasional oleh masyarakat Indonesia yang merupakan pendukung
kebudayaan. Dan pelestarian dan pengemabangan kebudayaan yang unik dari
tiap-tiap daerah dilestarikan melalui pendidikan sebagai wujud dari kebhinekaan
masyarakat dan bangsa Indonesia. Dan bukti lain bahwa sistem pendidikan di
Indonesia mempunyai landasan kultural bisa dilihat dari kurikulum pendidikan
yang di dalam ada mata pelajaran muatan
lokal dan didalam muatan lokal itu diajarkan tentang bahasa daerah, adat
istiadat, kebudayaan dan lain-lain yang berhubungan dengan kedaerahan yang
sesuai dengan letak sekolah tersebut.
Landasan
psikologis didalam sistem pendidikan di Indonesia berhubungan dengan
perkembangan kejiwaan pada peserta didik. Dalam rangka menuju manusia yang
lebih baik sekolah ikut mengawal perkembangan kejiwaan pada peserta didik baik
itu dalam bidang kognitif, moral, sosial ataupun aspek kejiwaan yang lainnya
dan hal ini sudah dilakukan sejak berada di Sekolah Dasar hingga Sekolah
Menengah Atas. Dan dalam pembentukan kepribadian sekolah juga berperan setelah
keluarga. Dan dalam sistem pendidikan Indonesia lembaga pendidikan dan guru
memang dituntut untuk menciptakan siswa-siswa yang berkarakter dan hal itulah
yang diutamakan dalam kurikulum 2013 ini. Hal ini dilakukan karena pada saat
ini kepribadian para siswa sudah banyak terpengaruh budaya dari luar. Jadi pada
saat ini sistem pendidikan di Indonesia sudah ikut mengawal dan mengarahkan
kepada para siswa agar dapat memiliki moral, karakter dan kepribadian yang
lebih baik.
Landasan
Ilmiah dan Teknologis pada dunia
pendidikan Indonesia pada saat ini sudah mulai berkembang dengan baik terbukti
pada saat ini pendidikan Indonesia mulai menerapkan Iptek sebagai landasan
ilmiah. Karena dalam kegiatan yang ilmiah seiring dengan perkembangan zaman
tidak bisa meninggalakan teknologi. Dan jika kita melihat kurikulum 2013 pada
kurikulum 2013 mata pelajaran Teknologi Informsi dan Komunikasi dihilangkan
akan tetapi itu bukan berarti pendidikan Indonesia mengacuhkan bidang teknologi
karena pada kurikulum 2013 setip guru dan lembaga pendidikan dalam proses
pembelajaran dituntut untuk mengintegrasikan dengan teknologi, dan teknologi
itu sebagai media pembelajarannya jadi jika guru dituntut didalam kurikulum
untuk mengerti teknologi maka siswa juga dituntut untuk mengerti teknologi dan
teknologi itu bisa diterapkan dalam kegiatan yang ilmiah.
Penutup
1.
Kesimpulan
Pendidikan di Indonesia saat
ini sudah sangat baik karena landasan-landasan pendidikan di Indonesia saat ini
sesuai dengan nilai-nilai, sejarah, dan kebudayaan bangsa Indonesia. Dan dari
sini kita bisa melihat keunikan bangsa Indonesia yang mempunyai beragam suku
bangsa tetapi bisa disatukan didalam satu system pendidikan dengan tidak
membeda-bedakan agama, suku, adat-istiadat dan lain sebagainya. Dan saat ini
juga pendidikan di Indonesia sudah menunjukan kemajuan hal ini terlihat dari
kurikulum pendidikan Indonesia yang baru yaitu kurikulu 2013 yang didalam
kurikulum itu sudah diperbaiki dalam bidang psikologi dan juga bidang Iptek
yang mana kedua landasan ini sangat penting dalam pembentukan menuju manusia
Indonesia seutuhnya yang idealis.
2.
Saran
Menurut saya yang perlu
diperbaiki dari system pendidikan di Indonesia yaitu pada landasan psikologi
mengingat pada saat ini masyarakat Indonesia kepribadiannya sudah banyak
terpengaruh oleh budaya dari luar terutama dari barat jadi menurut saya
landasan psikologi ini lebih ditekankan kembali dalam proses pendidikan agar
bisa menciptakan manusia Indonesia yang seutuhnya, selain itu dalam bidang
Iptek juga perlu ditingkatkan lagi diantaranya dengan menciptakan tenaga
pendidik yang memang berkualitas Karena pada saat ini system pendidikan
Indonesia bisa dikatakan tertinggal dari Negara-negara lain.
Daftar Pustaka
Carlz. 2014. Landasan Filosofis (Jenis Landasan Pendidikan)
pendidikan/
(online) (diakses tanggl 24 Oktober 2014 pukul 19:37)
pengertian-pendidikan-menurut-ahli/(online)
(diakses tanggal 24 Oktober 2014 pukul
19:05)
Maftuhin. Makalah
pengertian landasan.
(online) (diakses tanggal 25 oktober pukul
11.17)
Sugianto, Akhmad. 2013. Landasan
Sosiologis Pendidikan. http://akhmad-
(online)
(diakses tanggal 25 Oktober pukul 10:30)
Tirtarahardja,
U. & Sula, S. L. L. 2013. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.